Eksplorasi Konsep_PSE

Assalamu'alaykum wr wb

Salam bahagia bapak/ibu guru hebat

semoga kita selalu bisa menginspirasi murid-murid kita agar tumbuh menjadi pribadi hebat. saat ini saya memasuki bagian ekplorasi konsep pada alur MERDEKA. ketika saya membuka bagian ini saya mendapatkan bacaan terkait artikel dibawah ini

Ochi, 14 tahun, bercita-cita menjadi seorang hakim. Ia percaya, ia dapat menggunakan suaranya untuk mewujudkan keadilan bagi semua orang.

Akan tetapi, di balik senyum lebar dan sikapnya yang penuh semangat, Ochi cenderung pendiam saat berada di tengah keluarga di rumah dan teman-temannya di sekolah. Seperti banyak pelajar lain di Provinsi Papua Barat, Ochi mengalami kendala bahasa dan kurang percaya diri mengajukan pertanyaan serta berpartisipasi di kelas.

“Dulu, saya sangat pemalu. Sering gugup dan ceroboh,” Ochi berkisah. “Tapi, saya ingin berubah dan menjadi percaya diri untuk berpendapat di depan orang lain.” Pada tahun 2019, UNICEF meluncurkan program Supporting Girls to Thrive di Papua Barat. Program ini bertujuan meningkatkan angka anak yang tetap bersekolah, capaian pembelajaran, dan perlindungan terhadap semua murid dari kekerasan. Program ini juga meliputi pendidikan keterampilan hidup untuk pelajar SMP. Tujuannya adalah agar remaja lelaki dan perempuan mampu mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang dan mengatasi risiko seperti kekerasan, perkawinan usia anak, dan infeksi HIV.

Ochi adalah satu dari 4.378 pelajar SMP di Papua Barat yang menerima pendidikan keterampilan hidup. Setelah mengikuti kegiatan ini, teman-teman Ochi mulai melihat perubahan di dalam dirinya: Ochi lebih aktif dan banyak bersuara di sekolah. Ochi pun terkejut ketika, saat kelas berlangsung, guru dan teman-temannya mengajukan namanya sebagai peserta program Roots—program ekstrakurikuler yang mengajak murid untuk aktif mengatasi masalah perundungan di sekolah. Di sekolah Ochi, Roots diperkenalkan sebagai bagian dari program Supporting Girls to Thrive.

Ochi memang tidak mengalami perundungan secara langsung. Meskipun begitu, ia tahu bahwa penganiayaan secara verbal dan fisik sering terjadi di sekolahnya. Banyak murid memilih menutup mata saat melihat atau mendengar peristiwa perundungan karena tak tahu cara merespons dan takut menjadi sasaran.

Melalui kegiatan Roots, Ochi belajar menjadi agen perubahan untuk mengakhiri perundungan. Salah satu topik kegiatan yang paling ia sukai adalah empati. Menurut Ochi, topik itu membantu dirinya sendiri dalam memahami orang lain, yaitu dengan berbagi dan mengerti perasaan mereka. Ochi menggunakan hal-hal yang telah ia pelajari untuk melawan seorang pelaku perundungan; Ochi membujuk si pelaku agar mau menghentikan aksinya. Menurut Ochi, mereka pun akhirnya menjalin pertemanan.

Selama sekolah ditutup akibat pandemi COVID-19, Ochi dan teman-temannya terus menyebarkan pesan-pesan kebaikan di media sosial sebagai bagian dari kampanye anti-perundungan yang mereka gagas. Ibu Rabida, salah satu guru Bimbingan dan Konseling di sekolah Ochi, memperhatikan bahwa Ochi kini telah menjadi sosok pemimpin di sekolah

“Ochi sekarang sudah lebih berani mengekspresikan diri dan mendorong teman-teman sekelasnya untuk menghentikan perundungan,” katanya. “Saya bangga sekali karena Ochi punya motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta menciptakan perubahan di sekolah.”

Pada suatu petang, saat Ochi dan keluarganya pergi ke tepi pantai untuk menikmati suasana matahari terbenam, anggota keluarga yang lain turut berkomentar mengenai perubahan yang ditunjukkan Ochi selama satu tahun belakangan. Menurut Ana, sepupu dan teman sekelas Ochi, Ochi bersikap lebih suportif sejak mereka sering membahas berbagai isu atau masalah dengan lebih terbuka.

Angel, ibu Ochi, juga melihat perubahan nyata dari putrinya. “Ochi sekarang lebih percaya diri, dewasa, dan bertanggung jawab. Saya yakin, ia bisa meraih cita-citanya dan menjadi orang yang baik,” ujar Angel sambil bersama keluarganya menatap matahari yang perlahan turun dan menghilang di balik garis cakrawala.

Setelah lulus SMP, Ochi berkata ia siap menghadapi tantangan baru di SMA. Dari teman-teman, ia mendengar bahwa perundungan di SMA kemungkinan lebih sering terjadi. Namun, Ochi tidak gentar. Ia juga ingin membawa perubahan di sekolah barunya.

“Saya akan sampaikan, jika kita ingin ada perubahan, maka harus dimulai dengan diri sendiri. Jika kita sadar perundungan itu salah, kita pun bisa berteman dengan semua orang di sekolah,” terang Ochi. "Roots bisa membantu kami menghadapi masalah saat ini dan saat mendatang. Kita bisa berubah agar menjadi lebih baik dan lebih kuat.”

Sumber: https://www.unicef.org/indonesia/id


Setelah membaca artikel diatas, yang benar-benar mengingatkan diri saya dulu ketika saya berjuang menjadi diri sendiri dan berani untuk menyuarakan diri. saya disuguhkan dengan satu artikel atau bacaan dibawah ini


7 Jalan Hidup Steve Jobs Bisa Jadi Inspirasi Menuju Sukses

(Artikel ini di ambil dari Merdeka.com. Artikel dapat di baca langsung di tautan berikut

ini

https://www.merdeka.com/uang/7-jalan-hidup-steve-jobs-bisa-jadi-inspirasi-menuju-suk

ses.html )

Merdeka.com - Steve Jobs memang telah tiada, namun dia dianggap sebagai salah seorang
maestro yang berhasil mengangkat pamor Apple sampai seperti sekarang ini. Inovasi Steve
Jobs diakui telah mengubah dunia, mulai dari orang tua hingga anak-anak menikmati
karyanya. Smartphone dengan layar touchscreen hingga film-film animasi terbaik turut
membawa nama besar pendiri Apple tersebut. Tidak banyak diketahui memang, tetapi Steve
Jobs tercatat sebagai salah satu pendiri studio film Pixar. Pixar kini telah berubah menjadi
produsen film-film animasi terbaik dengan masterpiece seperti 'Toy Story', 'Monster, Inc.', dan
'Cars'.

Ketangguhan Jobs dalam menjalankan bisnisnya patut diacungi jempol. Bahkan, orang
terkaya di dunia Bill Gates mengakui kalau Steve Jobs lebih baik dari dirinya. Gates
menyatakan bahwa sebagai rival, Jobs memiliki segudang talenta yang belum berhasil dia
kejar, sampai akhirnya sang maestro Apple tersebut meninggal dunia pada tahun 2011 silam.
Dikutip dari Cnet, Gates menjelaskan, "Jobs adalah seorang yang hebat. Sense of design-nya
dapat diwujudkan dengan sempurna. Walaupun dia hanya memiliki pengetahuan akan mesin
dan elektronik yang terbatas, dibantu dengan tim-nya, Jobs berhasil wujudkan desain,
gagasan, ide dan segalanya menjadi suatu produk yang menakjubkan." Gates juga
mengatakan bahwa Jobs sangat mengerti bagaimana alur pemasaran akan suatu produk dan
memiliki intuisi yang kuat. Steve Jobs tidak diragukan lagi sebagai seorang pengusaha yang
sangat sukses. Meski sudah tiada, banyak pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman
Steve Jobs ketika hidup. Dilansir dari lifehack.org, merdeka.com mencoba merangkum
beberapa prinsip dan jalan hidup Steve Jobs yang membawanya kepada kesuksesan. Berikut
ulasannya:

Antisipasi masa depan
Semasa hidupnya, Steve Jobs telah berhasil mengantisipasi masa depan. Hal ini dapat dilihat
produk yang diciptakannya yaitu Apple yang berhasil mengantisipasi tren masa depan. Selain
itu, Iphone berhasil merevolusi industri ponsel dengan memperkenalkan ponsel layar sentuh
canggih. Terbukti, ponsel layar sentuh kini menjadi kebutuhan orang banyak. Kemampuan
mengantisipasi masa depan sangat penting jika ingin mencapai kesuksesan. Sebagai contoh,
dalam hidup kita harus mempunyai visi apa yang kita ingin capai dalam satu tahun, atau lima
tahun ataupun sepuluh tahun mendatang. Dengan memiliki visi, kita dapat mengantisipasi
hambatan masa depan dan mempersiapkan diri untuk mengatasinya. Sebagai contoh, jika
Anda sekarang adalah karyawan dan untuk beberapa tahun mendatang Anda ingin menjadi
pengusaha, maka Anda harus mulai belajar keterampilan yang mungkin bermanfaat untuk
masa depan Anda.

Fokus pada hal positif
Steve Jobs adalah anak angkat yang diadopsi. Melihat kenyataan ini, dia sebenarnya sangat
mudah untuk membenci hidupnya dan memulai hal negatif semasa remaja. Namun, Steve
Jobs muda terus berpikir positif. Dia tetap bersyukur dengan hidupnya dan mencintai kedua
orang tua angkatnya. Energi positif yang ada dalam hidupnya ini kemudian disalurkan dalam
teknologi dan komputer. Pada akhirnya dia sukses dengan apa yang dicapai seperti yang
terlihat saat ini. Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dan kekuatan jika berpikiran positif.
Jika Anda adalah tipe orang yang sering melihat gelas setengah kosong, cobalah untuk
memulai pada hal hal yang positif dan melihat gelas sebagai setengah isi. Anda pasti akan
menuai banyak manfaat dari pemikiran seperti ini.

Tetap maju walau pernah gagal
Hampir semua orang di dunia ini pernah mengalami kegagalan. Bahkan, Steve Jobs sendiri
pernah mengalami kegagalan dan kepahitan dalam hidupnya. Pada 1984, Steve Jobs dipecat
dari Apple karena perselisihan kepemimpinan. Perselisihan tersebut disebabkan oleh sikap
Steve Jobs yang direksi rasa terlalu ambisius. Namun demikian, setelah lepas dari Apple,
Steve Jobs tidak terpuruk dan tenggelam. Dia kemudian mendirikan perusahaan IT lagi
bernama NeXT Computer. Perusahaan itu bergerak mengembangkan perangkat komputer
dan sistem operasi. NeXT bisa dikatakan cukup sukses, dari NeXT Steve Jobs
mengembangkan bisnis dengan membeli studio animasi Pixar. Setelah dibeli oleh NeXT,
Pixar meraih sukses yang luar biasa. Pixar meraih sukses di mancanegara dengan film
animasi Toy Story."Ternyata dipecat dari Apple adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada
saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai seorang
pemula. Hal itu mengantarkan saya untuk memasuki salah satu periode yang paling kreatif
dalam hidup saya," ucap Steve Jobs kala itu. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup
Steve Jobs adalah tidak boleh takut gagal. Kegagalan bukanlah akhir kehidupan. Kita harus
mengambil kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar memperbaiki diri hingga
keberhasilan tidak bisa dihindari.

Jalan-jalan
Beberapa tahun sebelum menemukan Apple, Steve Jobs pernah travelling atau jalan-jalan ke
India. Jalan-jalan ke daerah lain menurut Steve Jobs akan memperluas perspektif dan sense
seseorang. Kedua hal ini sangat dibutuhkan seorang pengusaha. Perjalanan tidak perlu biaya
mahal atau memakan banyak waktu. Liburan akhir pekan yang sederhana ke kota lain
terdekat juga cukup bagi Anda untuk mengalami hal baru dan memperluas cakrawala And

Pilih teman yang tepat
Steve Jobs tidak sendirian dalam membuat Apple. Dia memiliki mitra atau teman yaitu Steve
Wozniak yang mempunyai skill atau keahlian yang sangat baik. Apa yang terjadi dan dialami
Steve Jobs bisa dijadikan dicontoh. Anda perlu memilih mitra atau teman yang tepat dalam
hidup Anda sehingga Anda bisa sukses. Orang yang mengelilingi Anda bisa membuat Anda
hancur atau sukses. Jadi pilihlah dengan bijak teman yang akan membantu Anda dalam
kesuksesan.

Jadikan hambatan sebagai peluang
Usaha Steve Jobs dan Steve Wozniak tidak berjalan mulus. Jobs dan Wozniak pernah
kehabisan uang ketika mengembangkan komputer Apple pertama mereka. Alih-alih
menyerah, Jobs malah menjual mobil van-nya dan Wozniak menjual kalkulator grafik
miliknya. Ketika ada kemauan, di situ ada jalan. Dari pengalaman hidup Steve Jobs ini,
belajarlah untuk melihat hambatan sebagai peluang. Setelah Anda melakukannya, akan
selalu ada jalan dan cara untuk mengatasi segala hambatan.

(sumber: Merdeka.com)

kemudian saya disuguhi lagi dengan pertanyaan berikut ini yang harus saya jawab, mari kita jawab:

  1. Apa tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang dikisahkan tersebut?     Ochi menghadapi tantangan dalam kepercayaan diri dan partisipasi aktif di sekolah, serta kesulitan berkomunikasi akibat kendala bahasa. Steve Jobs menghadapi kegagalan dalam karier dan tantangan finansial dalam mengembangkan Apple, tetapi mampu bangkit dan berinovasi
  2. Apakah menurut Bapak/Ibu orang-orang yang dikisahkan tersebut memiliki keterampilan sosial emosional? Mengapa Bapak/Ibu berpendapat demikian? Apakah menurut Bapak/Ibu orang-orang yang dikisahkan tersebut memiliki keterampilan sosial emosional? Mengapa Bapak/Ibu berpendapat demikian? Ya, Ochi dan Steve Jobs menunjukkan keterampilan sosial-emosional. Ochi belajar empati dan kepemimpinan melalui program Roots, sedangkan Jobs menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi setelah kegagalan. Keduanya mampu mengelola emosi dan membangun hubungan yang mendukung.
  3. Apa yang mungkin bisa terjadi jika mereka tidak memiliki keterampilan tersebut? Tanpa keterampilan sosial-emosional, mereka mungkin kesulitan mengatasi masalah, menghadapi kegagalan, dan membangun hubungan yang sehat, yang bisa menghambat pencapaian tujuan dan mengurangi kualitas hidup mereka.
  4. Menurut Bapak/Ibu, apakah keterampilan sosial emosional tersebut penting untuk ditumbuhkan juga pada diri murid-murid Bapak/Ibu? Mengapa? Keterampilan sosial-emosional penting untuk membantu murid mengatasi tantangan pribadi dan sosial, meningkatkan kepercayaan diri, dan membangun hubungan positif. Ini mendukung pengembangan pribadi dan akademis mereka.
  5. Jika dikaitkan dengan konteks pendidik, apakah penting seorang guru memiliki keterampilan sosial emosional? Mengapa? Bagi pendidik, keterampilan sosial-emosional penting untuk mengelola kelas dengan efektif, berinteraksi dengan siswa dan rekan kerja secara konstruktif, serta mendukung perkembangan emosional dan sosial siswa. Ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif.


Apa tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang dikisahkan tersebut?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulai Dari Diri: TABEL 1.1 RUBRIK CHECKLIST PERENCANAAN PEMBELAJARAN UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD)

Application Letter (Surat Lamaran Pekerjaan)

XII_Offering Services/Help